mungkin telat saya memposting ini. naskah ini saya bacakan ketika saya kultum di sebuah masjdi di Samarinda. dan setelah itu, saya kehilangan file naskah ini. ternyata ada teman yang menyelamatkannya. semoga bermanfaat utk kita bagi disini.
--------------------------------------------
di dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim, rasulullah mengistiharkan:
الصلواة الخمس والجمعة إلى الجمعة و رمضان إلى رمضان مكفرات لما بينهم ما اجتنبت الكبائر
melalui hadist ini, rasulullah memberikan kita kabar gembira, tentang pengampunan dosa bagi kita semua. Tentu, kita semua tidak ada yang terluput dari dosa. Sabda rasulullah,
كل بني آدم خطاؤون وخير خطائين الطوابون
sehingga, sudah tentu kita semua tidak terlepas dari kesalahan. Dan inilah kabar gembira bagi kita. datangnya ramadhan ternyata menjadi bekalan kita, dan menjadi gerbang bagi kita utk mendapatkan rahmat ampunan allah subahanahu wa taala.
Dalam hadist tersebut, dijelaskan skala perjalanan evaluasi kehidupan manusia.
yang pertama, Shalat yang lima. Dalam satu hari, ada lima titik waktu, gerbang pengampunan dosa. Dan ini menjadi skala harian kita, utk melakukan taubat.
Yang kedua, adalah antara kedua jum’at, yang menjadi rentang waktu mingguan, atau pekanan, bagi manusia untuk mendapatkan kesempatan bertaubat.
Kemudian yang ketiga, adalah antara kedua ramadhan , yang menjadi agenda tahunan kita, utk berkesempatan mendapatkan ampunan allah .
Dan disinilah kita, di bulan ramadhan, yang mulia. Kita sedang berada di sebuah titik perjalanan kehidupan, di sebuah pintu gerbang pengampunan
Maka rugilah kita, apabila kesempatan yang baik ini, kita lewatkan begitu saja. begitu banyak keutamaan ramadhan yang sangat sayang jika kita lewatkan, dengan perbuatan sia-sia, atau tanpa peningkatan dibanding hari lainnya.
Di dalam bulan ramadhan juga, adalah kesempatan utk bermetamorfosis, atau berubah bentuk (ibaratnya, dari seekor ulat menjadi kupu), menjadi sosok insan yang lebih baik lagi. Dalam alquran (albaqarah), dijelaskan ‘agar kamu menjadi orang yang bertaqwa. Jadi ramadhan ini, diibaratkan sebagai sebuah kepompong.
bagaimana cara kita, mengukur tingkat ketaqwaan kita? banyak penafsiran ulama ttg karakteristik taqwa. Tapi yang saya angkat disini, adalah pandangan para ulama tazkiiyatun nufuus, yang mengatakan bahwa taqwa adalah kumpulan sifat2 mahmudah. Artinya kita mengenali taqwa, dengan peningkatan sifat-sifat positif dalam diri kita, dan hilangnya sifat2 negative dalam diri kita.
momentum ramadhan, adalah sebuah masa, utk kita menyucikan diri. Bagaimana caranya? Dalam ramadhan, kita dipaksa utk memperbaiki diri kita. kita harus yakin utk tidak marah ‘la taghdab’ tetapi menjadi sulit bagi kita utk tidak marah diluar ramadhan.
Karena masa ramadhan, kita penuh dengan positive thinking. There is impossible to do self-improvization without self awareness (LAZARRUS).