16 Jan 2016

Uji T-Test atau Anova? (Psikologi Eksperimen)

Saya tertarik menulis ini, karena kemarin banyak kisruh tentang penggunaan uji hipotesis ini. teman-teman yang sedang mengerjakan psikologi eksperimen saling berbeda pendapat. sebagian menggunakan t-test, dan sebagian menggunakan anova.

singkat saja, berdasarkan apa yang saya pelajari, saya lebih cenderung menggunakan t-test, berdasarkan asumsi berikut:

Jumlah Kelompok Data

t-test digunakan untuk 2 kelompok data. sedangkan anova digunakan untuk 3 kelompok data. dalam eksperimen, kita umumnya menggunakan 2 kelompok data, yaitu post-test dan pre-test

Pasangan Data

anova digunakan untuk data yang independent (tidak berpasangan), sedangkan t-test menggunakan data yang berpasangan. 

lihat contoh tabel berikut


tabel diatas adalah contoh kelompok data yang berpasangan. artinya, saya memiliki dua kelompok data yang akan saya hitung (di-compare), tapi kedua kelompok data tersebut berasal dari subjek yang sama. masing-masing subjek memiliki dua data. 

untuk penghitungan dengan jenis pasangan data seperti diatas, maka gunakanlah paired t-test.

bandingkan dengan tabel di bawah ini,


pada tabel tersebut, saya memiliki 3 kelompok data. tapi ketiga kelompok data tersebut saya peroleh dari subjek yang berbeda-beda. maka data seperti inilah yang cocok saya hitung menggunakan anova.

Konklusi

jika ditanya kenapa harus menggunakan t-test ketimbang anova, cukup jelaskan saja: anova hanya boleh dihitung untuk data yang tidak berpasangan. maka itu sudah cukup mengcounter pendapat yang membolehkan perhitungan anova untuk jenis data dalam psikologi eksperimen.

semoga bermanfaat...

Source: Seri Evidence Based Medicine (Statistik untuk Kedokteran).
Previous Post
Next Post