Jumlah oplah harian KOMPAS (harian terlaris indonesia, 509rb eksemplar) hanya menyamai koran peringkat 12 di AS (jumlahnya Cuma 1/3 dari koran terbaik AS, Wall Street Journal)
- Jumlah terbitan bacaan di AS lebih banyak dari jumlah penduduknya! Data tahun 1999:
o Penduduk AS ada 250 juta jiwa
o Ada 12.246 jenis surat kabar di Amerika
o 20 majalah ternama saja, memiliki sirkulasi sebesar 138 juta eksemplar
o Surat kabar, memiliki sirkulasi sebesar 100 juta eksemplar
o Yang terbit mingguan, sebesar 54,6 juta (7,8 juta eksemplar perhari)
o Harian lainnya, terbit 60,7 juta eksemplar per hari
o Total sirkulasi 306,5 juta! Padahal penduduknya Cuma 250 juta.
o Rasio kasarnya kira-kira, tiap 2 orang AS, membaca 3 koran. Tapi, ini angka kasar sekali. Karena 250 juta penduduk itu, termasuk anak-anak, bahkan yang belum bisa membaca (saya belum tahu demografi di AS dengan klasifikasi usia produktif)
o Data tahun 2007, penduduk AS sejumlah 280 juta. Masih tetap kalah dengan jumlah surat kabar tahun 1999!
- Jumlah penerbit di Indonesia sebanyak 829 buah (6,8% dari jumlah jenis penerbitan di AS)
- Total sirkulasi surat kabar di Indonesia sejumlah 7.267.000 eksemplar. Bisa disamakan dengan menjumlah 4 surat kabar teratas di AS. (artinya, 4 surat kabar top AS, jumlahnya sudah menyamai 408 perusahaan surat kabar Indonesia)
- Jumlah Pembaca di Indonesia
o 65% ada di Jakarta (yang penduduknya cuma 10 juta)
o 20% ada di Jawa tidak termasuk Jakarta (oenduduk 110 juta)
o 15% sisanya, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, dsb, alias luar Jawa (total penduduk 100 juta)
o Berada di mana anda? :)
- Di Jepang, jumlah pembaca surat kabar adalah 1:2. Artinya, dari dua penduduk, salah satunya membaca surat kabar.
o Indonesia? 1:45! Artinya, dari 45 manusia, Cuma 1 yang baca surat kabar.
o Menurut PBB (UNDP) angka yang ideal bagi sebuah negara adalah 1:10
o Terlihat, kalo di Jepang, orang menunggu kereta sambil membaca. Sedangkan di Indonesia, orang menunggu sambil memamerkan gadget, atau ngobrol bercerita tentang jumlah tabungan, jumlah kendaraan, jumlah rumah, dan luas tanah.
o Negara lain? Filipina 1:30, Srilanka (negara miskin) 1:38
- Laporan World Bank, dan studi dari IEA (International Association for Evaluation of Education Achievement) untuk Asia Timur, tentang angka tingkat membaca
o Indonesia memiliki tingkat terendah, dengan 51,7
o Berada dibawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0), dan Hongkong (75,5)
o Dalam laporan tersebut, dituliskan bahwa kemampuan orang Indonesia dalam menyerap bacaan adalah hanya 30%
- Angka melek huruf di Indonesia cukup tinggi, sekitar 65,5 persen
o Tapi di Malaysia (yang merdeka tahun 1957, terlambat 12 tahun dari Indonesia) jumlahnya mencapai 86,4%
o Jepang, Inggris, Jerman, dan AS 99,0 persen!
- Penduduk Indonesia menghabiskan 2,3 jam menghabiskan waktu depan TV, 2 jam depan internet, dan 34 menit membaca koran.
o Dalam penelitian yang sama, penduduk Indonesia mengaku 90% informasi mereka andalkan pada televisi. 60% media cetak. 34% internet.
o Uniknya, internet tidak diandalkan sebagai sumber informasi. Tapi, penduduk indonesia menghabiskan waktu di depan internet 6 kali lebih banyak dibanding membaca. Artinya, internet digunakan hanya untuk sia-sia saja, bukan untuk informasi
o Jika asumsinya saya yang berumur 24 tahun, berarti sudah menghabiskan 2 tahun full di depan monitor untuk internetan, dan 2 tahun 3 bulan 18 hari untuk menonton televisi.
o Riset: TV menyala di tiap rumah di Indonesia rata2 7 jam 40 menit!
o KHUSUS untuk Anak-anak Indonesia , mereka menghabiskan waktu sekitar 30-35 jam setiap minggunya untuk menonton televisi. Jika ditotal, sekitar 1560-1820 jam/tahun. Sedangkan, jumlah mereka belajar di sekolah, tidak sampai 1000 jam/tahun.
- Biaya iklan di TV, untuk yang standar adalah 10juta per spot/slot (di rata-rata tv swasta, durasi per slot itu sekitar 30 detik: artinya sekitar Rp 333rb per detik!) tapi itu bisa berbeda, tergantung jam tayang, dan rating acara tv. Untuk prime-time, bisa mencapai Rp 20juta (Rp 666rb per detik). Dan kalau acara yang Cuma sesekali (konser, live moto GP, bola, dsb) itu bisa lebih mahal lagi.
o Semahal-mahalnya biaya di TV, dianggap lebih murah ketimbang iklan di koran. Kenapa? Karena ada hitungan CPM (Cost per Mil, hitungan per seribu orang)
o Misalnya hitungannya gini
Iklan Tv Rp. 100.000.000,- tapi ditonton oleh 10.000 orang, artinya biaya (10jt/10k) = Rp. 10.000,- per penonton
Iklan Majalah Rp. 20.000.000,- tapi dibaca 500 orang, (20jt/500) = Rp. 40.000,- per pembaca
Iklan Tv Rp. 100.000.000,- tapi ditonton oleh 10.000 orang, artinya biaya (10jt/10k) = Rp. 10.000,- per penonton
Iklan Majalah Rp. 20.000.000,- tapi dibaca 500 orang, (20jt/500) = Rp. 40.000,- per pembaca
o So iklan di koran kehitung lebih mahal, hanya karena minat baca masyarakat yang rendah L
o Tapi jangan salah, iklan di KOMPAS, untuk satu halaman penuh yang b/w (tidak berwarna) itu dipatok harga Rp 500juta...
Walaupun dalam satu hari seluruh koran Kompas ga ada yang beli di seluruh indonesia, dia tetap meraih keuntungan dari iklan.
Walaupun dalam satu hari seluruh koran Kompas ga ada yang beli di seluruh indonesia, dia tetap meraih keuntungan dari iklan.
-
- Data dari Menkokesra, penduduk Indonesia menghabiskan biaya untuk rokok 6 kali lebih besar dibanding biaya untuk pendidikan. Padahal, biaya untuk pendidikan masih terbagi-bagi untuk: beli seragam, SPP, transport sekolah, ATK, dsb. Jadi, berapa alokasi untuk beli buku?
o Menyinggung soal rokok nih (OOT), pengeluarannya 11 kali lebih banyak dibanding membeli daging untuk keluarga
o 7 kali lebih banyak dibanding membeli buah-buahan
o 5 kali lebih besar dibanding biaya membeli telur, susu, asupan protein lainnya, dan biaya kesehatan.
o Orang yang merokok satu bungkus sehari, dalam waktu 10 tahun saja, dia sudah punya uang yang lebih dari cukup untuk naik haji, atau bahkan untuk menyelesaikan S1 di Universitas Indonesia.
Izinkan saya menambahkan kisah sejarah sebagai pengaya khazanah informasi kita tentang ‘membaca’
#1
Pada tahun lima puluhan, USA terkalahkan oleh Uni Soviet dalam perlombaan menaklukkan "ruang angkasa". Ternyata Rusia terlebih dahulu berhasil mengirimkan orangnya (‘kang mas’ Yuri Gagarin) ke luar angkasa dari pada USA.
Dengan kekalahan tersebut, USA melalui presiden Kennedy menyatakan USA harus bisa mendaratkan orangnya di bulan serta menancapkan benderanya sebelum tahun 1970. Untuk mewujudkan impian itu Presiden Kennedy mengkampanyekan gerakan membaca di sekolah-sekolah dan mendukung perpustakaan sekolah dengan memberikan fasilitas belajar, buku, audio-visual, dan tentu saja dengan peningkatan mutu guru melalui penataran-penataran, dan tenaga pustakawan yang terdidik secara profesional. Terbukti, setahun sebelum tahun penentuan, yaitu tahun 1969 USA berhasil mendaratkan Neil Amstrong di bulan.
#2
Saya, bersama dengan beberapa orang mahasiswa berdiskusi dengan seorang dosen warga negara Sudan, yang mengajar di universitas asing di Jakarta. Ketika diskusi mengarah pada ‘minat baca’, dia bertanya kepada seorang mahasiswa “berapa banyak halaman kamu baca dalam sehari?” (untung dia tidak nanya saya :-) ), mahasiswa itu hanya terbujur kaku (lebay). So, dosen itu pun meninggalkan kerumunan kita, hanya karena seseorang yang notabene mahasiswa, tidak pernah menargetkan jumlah halaman yang ia baca.... Ternyata, konon dosen itu membaca sampe 200 halaman perhari.
And here we are!
Semua ini ditulis hanya sebagai referensi, bahwa kita semua harus lebih rajin membaca.
Mari membaca....!
Semua ini ditulis hanya sebagai referensi, bahwa kita semua harus lebih rajin membaca.
Mari membaca....!