Studi dan Tinjauan Psikologi Komunikasi tentang Pengaruh Pemberitaan Media Massa terhadap Kepanikan Publik yang Menyebabkan Krisis Ekonomi di Amerika Serikat tahun 1907
Pendahuluan
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Karena penyebarannya yang meluas dan hampir menjangkau seluruh masyarakat, media massa menjadi salah satu alat yang ampuh dalam membentuk opini publik. Pengarahan opini publik melalui media massa, sering kali di manfaatkan untuk kepentingan politis.
Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus 1774. Tahun 1688, VOC menerbitkan koran yang mensosialisasikan perjanjian-perjanjian antara pihak pemerintah Hinda-Belanda, dengan Sultan Makassar. Ketika Jepang datang menduduki Indonesia, seluruh percetakan yang ada di Indonesia digabungkan, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya.
Pada masa orde baru pun, media massa diatur oleh pemerintahan Soeharto, dan menjadi corong utama pembangunan Indonesia. Pemerintah mengatur seluruh kegiatan pers dan jurnalistik, serta mengarahkan konten pers agar sesuai dengan kepentingan pemerintah.
Sejarah dan dinamika pers sebagai alat penggerak opini masyarakat, tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, pers juga dimanfaatkan, untuk meruntuhkan ekonomi, demi kepentingan segelintir orang yang berprofesi sebagai bankir internasional. Resesi ekonomi yang terjadi di dunia, ternyata hanyalah sebuah rekayasa kepentingan ekonomis dan politis, dengan memanfaatkan pers sebagai senjata utama mereka.
Pembahasan
A. Pengertian Media Massa atau Pers
- Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
- Menurut Oemar Seno Adji
- Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis
- Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
- alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar
- alat untuk menjepit atau memadatkan
- surat kabar dan majalah yang berisi berita
- orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.
- Menurut Kustadi Suhandang
Pers adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.
B. Pers dalam Mempengaruhi Opini Masyarakat
Berdasarkan teori kulturalis, yang dikembangkan pada tahun 1980an, menjelaskan bahwa masyarakat berinteraksi dengan media untuk membuat pengertian mereka sendiri, diluar dari gambaran dan pesan yang mereka terima. Teori ini, menyatakan bahwa pembaca memainkan peranan penting dalam hubungannya dengan media massa.
Media massa atau pers, tidak selalu membuat opini dengan sendirinya. Tetapi pers selalu memanfaatkan dan menganalisa feedback audiens terhadap berita yang mereka keluarkan. Proses timbal balik inilah, yang akan membuat opini masyarakat terbentuk. Singkatnya, media massa selalu membuat berita berdasarkan apa yang masyarakat yakini sebelumnya, dan kemudian membelokkannya pelan-pelan. Disinlah letak pernanan penting masyarakat tersebut.
Finnegan dan Fiswanath (1997) mengutarakan ada tiga peranan pers dalam masyarakat. (1) persa adalah sebagai pengurangan gap pengetahuan masyarakat, (2) pers digunakan untunk setting agenda tertentu. Masyarakat akan terpengaruh dalam pemikiran mereka tentang isu yang dipilih media sebagai konsumsi publik. Satu contohnya, adalah ketika senator New York pada tahun 2000, Rudolph Giulani, Walikota New York yang diberitakan menderita kanker prostat. Kampanye Giulani dalam bentuk kepedulian terhadap kanker, justru membawanya ke kemenangan pemilu pemilihan senator. Dan fungsi yang berikutnya adalah (3) kultivasi persepsi, yang berarti bahwa media digunakan untuk mem’budidaya’kan suatu persepsi tertentu.
Dalam pembahasan kali ini, resesi ekonomi yang diatur oleh media, menggabungkan antara fungsi kedua sebagai pembentukan agenda tertentu, dan fungsi ketiga sebagai kultivasi persepsi.
C. Sejarah Perbankan Amerika
Amerika pada awalnya merupakan koloni dari Kerajaan Inggris, yang kemudian memberontak untuk memerdekakan diri. Salah satu penyebabnya adalah, ketika Raja George melarang penggunaan uang independen yang diterbitkan dan dicetak di seluruh koloni Inggris, yang bebas bunga. Dan kemudian memaksakan koloni untuk mengambil dan meminjam uang dari Bank Sentral di Inggris, dengan dikenai bunga, sehingga koloni pun akan terjerat dalam hutang yang berkelanjutan.
Benyamin Franklin, tokoh kemerdekaan Amerika menuliskan, “penolakan dari Raja George III, untuk mengijinkan koloni mengoperasikan sebuah sistem keuangan yang jujur yang membebaskan masyarakat dari manipulator uang, kemungkinan menjadi sebab utama meletusnya revolusi di Amerika”.
Tahun 1783, merupakan tahun kemerdekaan Amerika dari Inggris. Namun, perang melawan konsep bank sentral beserta kelompok manusia korup dan serakah di sekelilingnya, baru saja dimulai. Amerika kemudian menerapkan sistem Bank Sentral, yang berfungsi untuk mencetak uang, mengatur inflasi, dan mengatur persentasi bunga (interest). Setiap uang yang dicetak oleh Bank Sentral yang akan diedarkan oleh negara, dikenai tambahan ‘utang’ untuk biaya pencetakan uang tersebut. Untuk membayar utang tersebut, maka diperlukan lagi lembaran-lembaran dolar yang lain, yang diterbitkan oleh Bank Sentral, dengan tetap dikenai utang.
Akibatnya, terjadi siklus mengerikan, yaitu untuk membayar hutang atas biaya pencetakan uang, negara mengambil uang dari Bank Sentral yagn tetap dikenai hutang. Sehingga, semakin besar jumlah uang yang diedarkan, maka semakin besar juga jumlah hutang. Dan hutang itu tidak akan pernah terbayarkan, karena negara membayarnya dengan hutang lagi (Thomas Jefferson-Presiden Amerika Serikat, 1743-1826).
Pada awal abad 20, Amerika kemudian menerapkan peraturan untuk menghilangkan beberapa sistem perbankan pusat, yang kemudian dimanfaatkan oleh bankir-bankir internasional yang bertujuan untuk kepentingan mereka. Saat itu, dinasti keluarga yang menguasai dunia perbankan adalah Rockerfeller, Morgans, Warburgs, dan Rothschilds. Pada tahun 1900, mereka sekali lagi berusaha mendorong diterapkannya UU untuk mendirikan bank sentral yang lain.
D. Pembentukan Opini Melalui Media Massa: Resesi Ekonomi, dan Tujuannya
Para bankir tersebut, kemudian merasa perlu untuk menciptakan kejadian tertentu, untuk mempengaruhi pendapat masyarakat. Maka, J.P. Morgan, dari dinasti keluarga bankir Morgan, mempublikasikan berita yang menggemparkan dunia finansial pada saat itu, dengan menggunakan pengaruhnya yang luas, ia menghembuskan isu bahwa sebuah bank terkemuka di New York sedang mengalami kebangkrutan.
Morgan tahu, bahwa hal itu akan menimbulkan histeria massal, sehingga juga akan mempengaruhi bank-bank yang lain, dan memang benar, masyarakat luas, dibayangi ketakutan akan kehilangan simpanan, dan dengan segera menarik simpanan mereka secara besar-besaran. Akibatnya, bank-bank dipaksa untuk menarik semua pinjaman mereka, sehingga pihak-pihak peminjam harus menjual properti mereka. Hal tersebut memicu serangkaian kebangkrutan, pengalihan hak mlik, serta terjadinya huru-hara besar-besaran.
Frederik Allen dari Majalah ‘Life’, mengungakpakan bahwa keluarga Morgan mengambil keuntungan dengan merngarahkan peristiwa panik pada tahun 1907, yang secara licik dibuat sedimikian rupa. Peristiwa panik 1907 akhirnya kemudian membuat kongres Amerika membentuk tim penyelidikan yang dipimpin oleh Senaot Nelson Aldrich, yang nota bene merupakan bagian dari keluarga besar bankir internasional dari dinasti Rockefeller.
Komisi yang dibuat oleh Aldrich, merekomendasikan pembentukan sebuah Bank Sentral agar peristiwa panik seperti yang terjadi pada tahun 1907 tidak eterulang lagi. Dan inilah langkah awal yang diinginkan oleh bankir internasional, dan mereka pun membentuk Federal Reserve (Sentral Bank Amerika sampai saat ini). Dengan Bank Sentral yang mereka miliki itulah, mereka bisa memonopoli perekonomian negara adidaya tersebut.
Penutup
Media massa, sebagai alat yang cukup berpengaruh terhadap opini publik, merupakan senjata utama dalam mengarahkan tujuan politis tertentu. Resesi ekonomi yang begitu hebatnya yang dialami oleh negara adidaya Amerika Serikat pada tahun 1907, ternyata hanyalah sebuah rekayasa untuk kepentingan 10 orang dalam kelompok rahasia bankir internasional. Mereka pun tidak bisa menciptakan resesi ekonomi begitu saja. Tapi, memerlukan sebuah alat yang bisa menggemparkan, dan membuat panik seluruh masyarakat dalam waktu yang singkat saja. Dan itulah media massa.
Sekarang, yang kita perlu lakukan sebagai kelompok masyarakat intelek dan terdidik (akademisi), adalah selalu melakukan cross-check terhadap suatu pemberitaan tertentu, karena segala berita, terkadang sarat muatan politis disebaliknya. Bukan berarti kita harus menjadi ornag yang skeptis, tapi, kritis dengan daya analitis yang mumpuni, ternyata merupakan karakter ilmiah yang sudah mulai hilang, karena kita terpengaruh oleh media massa.
Daftar Pustaka
Gamble, Teri and Michael. Communication works. Seventh edition.
Eco, Umberto (1967) Per una guerriglia semiologica (English tr. Towards a Semiological Guerrilla Warfare) first given as a lecture at conference Vision '67 in New York.
Lorimer, Rowland & Scannell, Patty (1994). Mass communications: a comparative introduction. Manchester University Press. pp. 26–27. ISBN 9780719039461.
Vipond, Mary (2000). The mass media in Canada. James Lorimer & Company. p. 88. ISBN 9781550287141.
Fourie, Pieter J. (2008). Media Studies: Media History, Media and Society. Juta and Company. ISBN 9780702176920.
Wilke, Jürgen (2011). Media Genres. Institute of European History.