Takdir yang begitu indah, yang mengantar saya kembali menyusuri jalan-jalan ini. Perjalanan Samarinda-Sengatta bukanlah yang pertama kali saya lalui. Hanya saja, perjalanan di kondisi tengah hari membuat saya lebih jelas memperhatikan kondisi disekitar jalan.
Satu yang berkecamuk di kepala saya diantara tawa riuh rendah kami bersama team yang bertugas saat itu: pendidikan dan pembangunan. Dua hal yang vital dalam kebudayaan kita, dua hal yang sangat fundamental dalam kemajuan dan persaingan global. Tapi, justru dua hal tersebut yang paling nampak kemunduran dan kekurangannya dalam pemandangan yang saya lalui di perjalanan.
Hal yang saya pikirkan, apakah mereka mendapatkan akses yang sama dalam hal pendidikan? dengan fasilitas seadanya, dengan kondisi perjalanan yang jauh dan rusak... dengan kondisi seperti itu, apakah konsentrasi mereka bisa sama dengan mereka yang kesekolah diantar kendaraan, juga dalam kelas yang nyaman dan berfasilitas hi-tech?
Saya pikir, tidak ada orang yang tidak menginginkan pendidikan yang tinggi dan baik. Hanya saja, ketika akses dan kans mereka lebih kecil atau bahkan sama sekali tidak ada, apa yang bisa mereka lakukan?
Hal itu memang tantangan. Tapi, dengan rata kualitasa pendidikan rendah seperti itu, adakah orang atau lingkungan yang bisa memotivasi mereka bahwa itu memang ‘tantangan’ yang harus diatasi? Atau justru mereka meratapi nasib secara bersama, dan hanya tinggal menjalani hidup saja, tanpa tahu bagaimana langkah di masa hadapan?
Kalau pun kita bertanya, siapa yang bertanggung jawab atas ketimpangan dan ketidakmerataan tersebut, saya lebih memilih untuk menjawab: tanggung jawab semua masyarakat kita, tanpa terkecuali. Masyarakat yang ber-mind-set hedonistik, harus lebih mulai peduli dan mencoba untuk mengalirkan sedikit saja harta yang biasa mereka hamburkan, demi kepentingan pendidikan dan kepentingan orang lain yang membutuhkan. Mereka yang sudah mulai peduli, bisa untuk lebih menggalakkan dan terus berita-berita yang memilukan ini agar semua masyarakat sadar akan realita yang ada, yang tertutup dibalik kemegahan dan kesibukan serta pola gesselschaft. Dan bagi mereka yang berada dalam kondisi memprihatinkan tersebut, dengan tetap optimist, bahwa kehidupan yang baik akan menanti bagi mereka yang berusaha.
Dan tugas bagi kita semua, adalah berdo’a. Karena, Allah tahu akan segala kekurangan kita. Allah tahu, akan kebutuhan kita. Dan Allah tahu, bahwa pendidikan dan pembangunan adalah hak mereka juga. Mari kita mengadu kepadaNya.