siang tadi, kita berdiskusi mengenai teleologis dan kausalitas dalam pandangan Adler dan Freud. sekarang, mari kita berdiskusi lebih lanjut mengenai etika teleologis versus etika deontologis, dalam filsafat kebenaran.
seperti sudah saya jelaskan dalam pertemuan tadi, teleologis fokus pada hasil atau tujuan. dalam bahasa yunani telos berarti 'tujuan', dan logos berarti 'perkataan'. teleologis tidak terlalu mengindahkan konsep "benar/salah", tapi lebih mengutamakan 'baik/buruk'. jadi, dalam teleologi, selama tujuannya baik, maka konsep benar/salah bisa dinomorduakan. permasalahan yang mungkin ditimbulkan adalah bahaya 'menghalalkan segala cara'. walaupun sebenarnya, teleologis bukan tidak berpatokan pada konsepsi 'benar/salah', hanya saja tidak memprioritaskan hal tersebut.
sedangkan deontologi, berasal dari kata deon, yang berarti "kewajiban". sehingga deontologi, dapat diartikan sebagai etika yang mengedepankan konsep 'benar/salah' dalam suatu hal. dalam deontologi, segala tujuan apapun, harus dilakukan dalam alur yang sesuai dengan norma kebenaran (baik kebenaran nisbi ataupun mutlak).
nah, yang ingin saya diskusikan. manakah yang lebih kita utamakan?
1. teleologis, mungkin kita sedikit melanggar peraturan, tapi tujuan kita tu benar...
2. deontologi, kita menghindari segala keraguan, dan melakukan segala sesuatu atas asas kebenaran. tapi, terkadang idealisme kita bertabrakan dengan realita kita....
bagaimana sikap kita?