Saya memikirkan perihal ini sebenarnya sudah lama. Seingat saya,
sewaktu SMU tahun 2004, di pelataran masjid sekolah, kita berdiskusi tentang apa
yang baru saja kita pelajari saat itu: adaptasi. Dan pembahasan ini mulai
terngiang lagi, setelah saya menonton Nat Geo Wild yang menjelaskan tentang
diversitas hewan-hewan aneh di Borneo.
Adaptasi adalah cara organisme menyesuaikan diri dengan
lingkungan (autoplastis), yang bertujuan agar organisme tersebut survive/bertahan
hidup (Dobzhansky on “On Some Fundamental Concepts of
Evolutionary Biology”, 1968). Adaptasi tersebut kemudian terjadi terus menerus, sehingga
menjadi sebuah proses evolusi. Dan secara perlahan, jadilah organisme tersebut seperti
yang kita lihat dan ketahui sekarang.
Berikut jenis adaptasi dan contohnya (sebagaimana yang termaktub
dalam Kurikulum Pelajaran IPA):
1. Adaptasi Morfologi
Perubahan
bentuk pada hewan untuk bertahan hidup. Umumnya penyesuaian tersebut dilakukan
sebagai cara mereka memperoleh makanan.
Contohnya,
yang saya tonton tadi di NatGeo Wild. Disebutkan bahwa kadal terbang (Draco
Lizard) dan Katak Terbang di hutan tropis Kalimantan adalah produk dari
adaptasi morfologi. Artinya, mereka sebelumnya adalah kadal dan katak biasa.
Tapi
karena pohon di Kalimantan sangat tinggi, akan melelahkan mereka untuk
naik-turun pohon. Sehingga mereka beradaptasi dengan “menumbuhkan” selaput pada
organ mereka, agar dapat terbang, atau tepatnya “melayang” dari satu pohon ke
pohon lain.
2. Adaptasi Fisiologis
Perubahan
kinerja dan fungsi alat tubuh (utamanya adalah organ dalam) untuk bertahan
hidup.
Contohnya,
hewan herbivora cenderung memiliki usus yang lebih panjang dibanding hewan karnivora.
Disebutkan, bahwa perbedaan tersebut merupakan hasil adaptasi, karena herbivora
harus mencerna tumbuhan yang memiliki sel lebih keras.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku merupakan cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri yang
didasarkan atas tingkah laku agar tetap bertahan hidup.
Contohnya,
ikan Paus beradaptasi dengan cara naik ke permukaan untuk bernafas agar bisa
bertahan hidup.
Pertanyaannya: betulkah hewan-hewan tersebut beradaptasi untuk bertahan hidup?
Saya
(dan teman-teman diskusi ketika SMU dulu) memiliki perspektif yang berbeda sebagai hasil diskusi tersebut. Kami tidak
melihat itu sebagai sebuah adaptasi atau evolusi. Itu hanyalah sebuah HAKIKAT
PENCIPTAAN. Artinya, bahwa pada hakikatnya hewan-hewan tersebut memang
diciptakan seperti itu!
- Draco Lizard dan Katak Terbang, memang diciptakan olehNya dalam keadaan seperti itu, dan ditempatkanNya dalam lingkungan yang sesuai dengan kondisi morfologis hewan tersebut
- Herbivora memiliki usus yang relative lebih panjang, karena memang mereka diciptakan untuk memakan tumbuhan. Secara insting pun, hewan herbivora tidak akan menjadi karnivora.
- Paus memang diciptakan memiliki tingkah laku bernafas dengan organ paru-paru, sehingga dia harus naik ke permukaan untuk bernafas. Dan itu sudah menjadi naluri alamiahnya sebagai ikan paus. Bukan sesuatu hal yang dipelajari, dan bukan pula suatu tingkah laku yang muncul karena usaha bertahan hidup. Itu karena paus diciptakan seperti itu!
وَٱللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَآبَّةٍ مِّن مَّآءٍ ۖ فَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰ بَطْنِهِۦ
وَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰ رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَىٰٓ
أَرْبَعٍ ۚ يَخْلُقُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (24: 45)
Hingga detik ini saya masih meyakini bahwa morfologi,
fisiologi, dan tingkah laku hewan bukan terbentuk dari hasil adaptasinya
terhadap tuntutan hidup di lingkungan tertentu. Karena, hewan-hewan tersebut,
dan semua makhlukNya, diciptakan dengan suatu maksud tertentu, dengan
sebaik-baiknya, tanpa kecacatan, dan tanpa istilah “kebetulan”. it's a grand design..!!
ٱلَّذِىٓ
أَحْسَنَ كُلَّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ ٱلْإِنسَٰنِ مِن طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (32:7)
رَبَّنَا
مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (3:191)