11 Apr 2015

Addiction, OCD, dan Hypnotherapy


Salam.
beberapa hari yang lalu, saya membaca tentang perilaku addicted.
dan saya terpikir ttg satu point penting dalam hypnoterapeutic approach ketika teman-teman menghadapi perilaku ini.

tapi, setelah saya mengeksplore beberapa point ttg perilaku patological tersebut, saya tertarik utk share disini secara lebih meluas utk knowledge kita.


====

1. Addicted & Obsessive Compulsive Disorder: apa perbedaan "addicted" dan "OCD"?

perbedaan yang nyata secara etimologis ttg kedua istilah tersebut adalah: addicted adalah kecanduan thd benda yang memang mengandung zat adiktif (spt rokok, alcohol, narkoba, dsb);
sedangkan OCD adalah "kecanduan ekstrem" terhadap hal yang ga ada hubungannya dengan zat adiktif (contoh: kecanduan pornografi, kecanduan game, kecanduan olahraga, belanja, dsb).

ketika sebuah perilaku menunjukkan gejala obsesif (pemikiran intrusif, keinginan yang tidak bisa dihilangkan, tidak bisa dilawan), dan kompulsif (dilakukan secara berulang utk mengurangi kecemasan), maka dia terindikasi OCD.

apakah setiap kecanduan thd sesuatu itu masuk dalam OCD? belum tentu. see below...

=====

2. Dopamine dan Serotonin: How OCD and Addiction Happen

dopamine dan serotonin adalah sama-sama hormon dalam tubuh manusia. dopamin mengatur "kesenangan dan mood baik". sedangkan serotonin mengatur "kecemasan".

orang dengan OCD mengalami gangguan kekurangan serotonin secara organik fisiologis, sehingga dia diliputi rasa cemas. sebab itulah, OCD masuk dalam anxiety disorder (satu kelas sama phobia, dsb).
kemudian, ketika dia melakukan candunya, maka muncullah dopamine, yang membuat dia merasa senang. contoh: orang yang candu olahraga, dia akan cemas ketika dia belum atau tidak melakukan olahraga. moodnya jadi negative. dan, dia mjd senang dan bahagia ketika melakukan olahraga.

sedangkan pada orang yang non-OCD, tidak ada gangguan pada sekresi serotoninnya. hanya saja, mereka menyenangi dan bahkan "terjebak" oleh sensasi dopamine dalam diri mereka. contoh: orang suka olahraga. senang, serta bahagia ketika melakukan olahraga. tapi, ketika tidak melakukannya, dia tidak merasa cemas.

atau, orang merasa senang ketika belanja, dan akhirnya dia punya hobby belanja. ini tidak masuk dalam OCD.

tapi, ketika orang senang terhadap sesuatu hal, dan melakukannya tanpa melalui pemikiran kritis dan logis, maka itu masuk obsesif (intrusive thoughts). contohnya: orang yang hoby belanja, sampai dia ngutang dan bahkan belanja barang-barang yang tidak diperlukan. tapi, ketika tidak belanja, dia tidak cemas, karena serotoninnya baik-baik saja. palingan dia akan cemas kalau lihat tagihan kartu kreditnya, dan itu wajar :D

Lalu, bagaimana mengatasi candu or OCD?

=====

3. Therapeutic Approach


utk terapinya, ada pendekatan ERP (exposure - response prevention therapy). untuk memahami ini, maka kita perlu tahu dulu tentang ET (exposure therapy)

*
EXPOSURE THERAPY (behavioral, tapi khusus utk interoceptive dia masuk dalam cognitive behavior)
adalah terapi yang meng-expose (menghadirkan, memunculkan) sensasi yang membuat cemas. ET digunakan utk PTSD dan phobia.
konsepnya teknis nya adalah, menghadirkan (atau bagi penderita PTSD: mengingat) hal yang ditakutkan oleh klien.
bedanya dengan flooding, ET ini menghadirkannya pelan-pelan. secara perlahan sehingga terjadi desensitisasi sistematis.
konsep ini basically adalah extinction nya Pavlov kan?

jadi, orang yang trauma/phobia terhadap suatu benda, akan "dipertemukan" dgn benda tersebut. sehingga secara perlahan pola ketakutan terhadap stimulus itu berkurang.
dan terus dilakukan habituasi. Contoh: orang takut kecoa. dia akan dipertemukan dgn kecoa mulai dari kecoa mainan, kemudian kecoa hidup dalam kaca, sampai akhirnya orang itu bisa memegang kecoa di tangannya. terjadi desensitisasi, sehingga akhirnya rasa takutnya thd kecoa hilang.

*
EXPOSURE - RESPONSE PREVENTION THERAPY (behavioral dan cognitive-behavior)

adalah pengembangan dari ET. jika ET fokus pada extinction rasa takut/cemas yang muncul, maka ERP fokus pada extinction respon thd rasa takut tersebut.
ERP adalah terapi yang paling sering digunakan utk menghadapi klien dgn OCD.

contoh: orang phobia kecoa. kalau lihat kecoa dia teriak. maka, ERP akan fokus pada menghilangkan respon teriak tersebut (response prevention). atau, jika orang OCD cemas terhadap lampu menyala, sehingga selalu mematikan lampu secara berulang-ulang. maka ERP bukan fokus pada "rasa takut terhadap lampu menyala", tapi lebih kepada "menghentikan perilaku mematikan lampu secara berulang-ulang" tersebut.

walaupun tidak fokus terhadap rasa takut atau rasa cemas yang muncul, bukan berarti ERP tidak menangani itu. ingat, ini masih tetap EXPOSURE. hanya saja ditambahkan dengan Response prevention.

*
TEKNIK EXPOSURE
ada tiga:
(1) in vivo, yaitu exposure secara real;
(2) imaginal, meng-expose secara imajinasi. di sinilah HYPNOTHERAPEUTIC approach bermain;
(3) interoceptive, exposure dan habituasi terhadap gejala ketakutan yang menimbulkan panic attack.

=====

4. Sexual Abuse: Sebab Utama OCD dan Kecanduan

penelitian di australia, mengclaim bahwa kebanyakan kasus kecanduan dan OCD adalah karena korban sexual abuse. dan penelitian di Israel terhadap sampel OCD, menunjukkan 53 persen OCD adalah korban child sexual abuse. sistem kerja causative nya memang tidak simpel, tapi lebih kurang begini:

anak yang jd korban sexual abuse itu menderita kecemasan (serotonin produced), dan akan mencari pelarian terhadap kejadian yang menimpanya. ketika pelarian tersebut menyenangkannya, maka hal itu menimbulkan dopamine. sehingga, akhirnya, setiap dia mengalami kecemasan, dia akan melakukan hal pelarian yang sama (menjadi kompulsif).

=====

5. Konklusi: Hipnoterapi utk Addiction atau OCD

ketika klien anda ada yang menderita kecanduan atau bahkan OCD, coba explore masa kecilnya. apakah ada pengalaman child sex abuse (atau mungkin pengalaman primary scene, saya masih banyak explore dan baca soal ini, nanti mungkin akan saya post kalau sudah rampung).
jika tidak ada pengalaman CSA, coba kaitkan dengan pertama kali perilaku candu itu menjadi pelarian.

ketika sudah ketemu, disitulah proses terapi berjalan melakukan intervensinya. dalam pembahasan ini, gunakan exposure imaginal dalam hipnoterapi, dan jangan lupa response preventionnya.


====

so, demikian artikel membosankan ini saya tulis sebagai pengisi waktu malam saya sebagai manusia nokturnal :D
semoga pengetahuan kita soal therapeutic approach bisa berguna dan bermanfaat utk kemashlatahan kemanusiaan.
always keep the spirit to learn, share, and act...

wassalam.


sources:
-national institute of health USA
-Journal of Anxiety Disorder
-Veteran Affairs USA (PTSD)
-dsb

Previous Post
Next Post