3 Jul 2016

Makna Minal Aidin wal Faizin


Ramadhan sudah diujung. Syawal menanti. Pernak-pernik ala-ala lebaran sudah mulai terlihat. Diantaranya kartu-kartu ucapan lebaran, dengan bubuhan teks dibawahnya "Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin".

Ternyata, bukan secara tertulis saja. Saya pernah ketika silaturahim ke kerabat, setiap bersalaman dengan orang lain, dia mengucapkan "minal aidin". Saya konfirmasi tentang itu, dan dia bilang "karena itu artinya maaf lahir batin". What!?

karena kedua kalimat ini selalu digandeng,
tidak heran orang malah jadi keliru akan maknanya.


***
‎Ucapan Hari Raya yang Dicontohkan

Banyak hadist dan atsar shahih yang menjelaskan tentang hal ini. ‎Dan semua bernada sama, bahwa yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah "taqabbalallahu minna wa minkum". تقب الله منا و منكم
Yang artinya "semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu sekalian". 

Kemudian, generasi sahabat menambahkan secara spesifik ibadah yang dimaksud, sehingga menjadi "taqabbalallahu minnaa wa minkum, shiyamanaa wa shiyamakum", تقبل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم
"semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu sekalian, puasaku dan puasamu".‎ 

‎***
‎Lalu, Dari Mana Minal Aidin Nongol?

Banyak versi yang menjelaskan tentang ucapan minal aidin ini. Tapi, sesuai kapasitas saya, saya hanya bahas secara etimologis saja. 

Diantara versi yang ada, menjelaskan bahwa "minal aidin wal faizin" ‎adalah ucapan orang-orang terdahulu ketika kembali dari perang. Sebab artinya "semoga kita kembali dalam keadaan menang". 

Ucapan itu kemudian diapakai (entah sejak kapan) ketika hari raya, sebab telah usai berperang melawan nafsu ketika ramadhan.

Versi yang lain, "Aidin" عائدين diartikan sebagai "orang-orang yang sedang ied". Ied memang berarti "kembali", sebab, hari idul fitri akan terus "kembali", terulang setiap tahunnya. (Oh ya, btw, idul fitri artinya bukan kembali kepada fitrah! Another wrong translation)

Jadi, berdasarkan versi ini, minal aidin wal faizin diartikan "semoga kita menjadi pemenang di hari ied". Artinya, semoga amal ibadah puasa diterima, sehingga di hari ied dianggap pemenang oleh Allah. 

‎Kita bisa lihat, bahwa secara translation saja, minal aidin ga ada hubungannya sama maaf-maafan. Saya tidak tahu, sejak kapan ucapan ini disematkan dan dibelokkan maknanya menjadi "maaf lahir batin". ‎Hingga akhirnya media dan televisi menyebarluaskan kesalahan ini dan membodohi masyarakat. 

***
Boleh Ucap Minal Aidin?

‎Namanya do'a, ya boleh saja. Tapi, jika niatnya ingin mencontoh nabi, maka utamakan ucapan "taqabbalallahu minna wa minkum" dulu, baru tambahkan "minal aidin wal faizin". 

Berdoa mah boleh-boleh saja tiap waktu. Malah Tuhan senang dengan hamba yang berdo'a. Yang penting, tahu maknanya, dan sesuai pada tempatnya‎. Jangan cuma ikut-ikutan televisi. 

Kita berlindung kepada Allah dari kejahilan yang sistematis.
Semoga tulisan ini mencerdaskan dan bermanfaat.

Selamat Hari Raya
تقبل الله منا و منكم صيامنا و صيامكم
من العائدين و الفائزين
كل عام و أنتم بخير

salam,
Ince Ahmad Furqan





Previous Post
Next Post