Rasulullah tidak bilang manusia yang terpintar, karena yang pintar belum tentu menebar manfaat. Sedangkan yang kurang akal tidak memiliki kesempatan utk menjadi yang terbaik.
Dia tidak bilang manusia terkaya, sebab si miskin akan sedih tidak bisa menjadi manusia terbaik.
Rasulullah hanya menyebutkan yang bermanfaat. Sebab, pintar ataupun tidak, miskin atau kaya, tua atau muda, punya kesempatan yang sama untuk menjadi manusia yang terbaik.
Kita hanya diminta untuk bermanfaat, menyesuaikan dengan kelebihan dan kekurangan kita.