21 Dec 2015

Percaya Angka, atau Kategori?



Sebenarnya, diskusi tentang ini sudah pernah terjadi beberapa bulan yang lalu, ketika teman-teman membahas tentang psikometri. tapi, saya tergelitik untuk menuliskan ttg ini, karena tadi pagi sepertinya ada perbedaan paham.

so, ini bermula dari pertanyaan di diskusi experiment tadi:
"ketika saya melakukan penelitian, saya melihat angkanya, atau kategori dari angka tersebut?"

kalau diterjemahkan dalam bahasa statistik, "saya melihat numerik (rasio/ interval), atau melihat kategori ordinalnya?"

saya sebenarnya menginginkan referensi yang lebih banyak untuk menjawab pertanyaan tersebut. tapi untuk kali ini, saya menjawab dengan common sense saja.

saya memberikan analogi: ada dua orang mahasiswa. si A dan si B. si A berusaha ikut mata kuliah statistik, namun dia mendapatkan nilai 59, sehingga tidak lulus. sedangkan si B, sejak awal kuliah dia udah ga pernah masuk, sehingga mendapat nilai 0.

keduanya masuk dalam kategori 'tidak lulus'. tapi, apakah keduanya memang sama? tentu tidak. A sudah berusaha, sedangkan B tidak niat kuliah. jika kita menggunakan kategori, kita bisa bias dan menyamakan antara A dan B.

analogi lainnya, jika si C adalah mahasiswa yang dapat nilai 80, dan si D dapat nilai 100. keduanya masuk dalam kategori nilai A (>79, bobot 4). lalu, walaupun di KHS mereka sama-sama nilainya A, apakah kita juga menyamakan tingkat pemahaman mereka? tentu tidak. yang dapat nilai 100 tentu lebih paham dibanding yang dapat nilai 80. kecuali kalau dia nyontek.

---

so, menurut saya, ini cukup penting. menurut saya, kita tidak bisa selalu menyamakan dan mengeneralisasi individu berdasarkan satu kriteria tertentu. sebab saya sangat menghargai individual differencies.

mungkin, mind-set 'kategorisasi' itu juga yang menjadikan budaya kita selalu mengelompokkan orang sehingga terbentuk stratifikasi dan struktur sosial. entahlah, perlu kajian lebih lanjut tentang itu.

yang jelas, kalau ditanya "percaya angka atau kategori?", saya dengan lantang menjawab "percaya angka, karena angka tidak pernah berbohong".


Previous Post
Next Post