30 May 2014

Jenis Variabel


Salam.
Saya tergerak membuat posting ini, sebenarnya awalnya hanya catatan pribadi ekstraksi dari hasil diskusi dengan teman seorang mahasiswa magister di Arab Saudi. Setelah saya baca ulang, ada sepertinya ada baiknya kalau saya share dengan teman-teman disini.
Kalau postingan ini menambah wawasan baru, Alhamdulillah bisa bermanfaat. Tapi kalau ternyata sudah basi dan sudah pernah dibahas, ya anggap saja sebagai repetisi agar masuk dalam long-term memory kita :)

***
Variable berasal dari bahasa Latin yang artinya “berubah-ubah”. Simpelnya, dalam buku the Practice of Statistics, variable itu adalah objek fokus penelitian. Disebut dengan variable, karena dia memiliki hasil yang bervariasi, tidak tetap, berubah-ubah.
Variabel adalah merupakan sebuah konsep (artinya, dia aslinya bersifat abstrak) yang memiliki nilai. Jadi, hal abstrak tersebut dapat diubah menjadi variable yang dapat diukur, dengan cara memusatkan pada aspek tertentu, dari variable itu sendiri.

As far as I know, dalam penelitian sosial, ada lima jenis variable. Pembedaan (distinguish) terhadap jenis-jenis variable inilah, yang akan memudahkan kita untuk menentukan objek fokus penelitian kita.

1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables) à yang mempengaruhi
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi.
Variabel bebas merupakan faktor-faktor yang kita ukur, manipulasi atau kita pilih untuk menentukan hubungan antara fenomena yang sedang kita teliti.

2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables) à  yang dipengaruhi
Variabel terikat adalah faktor yang kita observasi dan kita ukur, untuk mengetahui “apakah ada pengaruh dari variable bebas yang sudah kita pilih?”

Apakah variable terikat ini muncul, atau tidak muncul, atau ada perubahan? Jadi, perubahan variasi nilai pada variable terikat ini, sangat tergantung pada pemilihan variable bebas yang dilakukan oleh peneliti. Makanya disebut dependent, karena hasilnya sangat depend kepada variable bebas.

3.  Variabel Moderator
Dalam hubungan antara variable independen dengan variable dependen, terkadang dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kedua variable tersebut.  Jadi, hadirnya variable moderator ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan variable independent dalam mempengaruhi variable dependent.

Contoh:
- kita meneliti “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi”. Ternyata, dari sepuluh siswa yang kita teliti, ada 2 siswa yang motivasinya meningkat karena diberi “uang saku” yang lebih.
“Uang saku” dapat menjadi variable moderator, karena “uang saku” disini dapat meningkatkan hubungan “motivasi belajar terhadap prestasi”. Tapi, “uang saku” tersebut tidak dapat mempengaruhi “prestasi” secara langsung kan?

- kita memberi pelatihan IT kepada seluruh karyawan sebuah perusahaan, yang hanya boleh diikuti oleh karyawan dengan tingkat pendidikan lulusan SMU/sederajat.  Ternyata,  hasil pelatihan pada karyawan lulusan SMK lebih baik dibanding karyawan lulusan SMU. Faktor pendidikan ini, dapat menjadi moderating variable.

- jika anda meneliti suatu variable, lalu kemudian hasil penelitian variable tersebut berbeda antara pria dan wanita, maka jenis kelamin pun dapat menjadi moderating variable.

- agar simple, saya coba analogikan dengan kehidupan sehari-hari. Anda mau mengukur kecintaan suami terhadap istri. Setelah anak mereka lahir, ternyata cinta suami bertambah kepada istrinya. Maka dalam hal ini, “anak” merupakan moderating variable.
Atau, seperti dalam tulisan-tulisan di truk-truk Tanjung Priuk, “ada uang, abang kusayang. Ga ada uang, abang kutendang”, jadi, variable moderatornya yang mana ya? :)

4. Variabel Kontrol
Merupakan variable yang dikendalikan, atau dibuat konstan, sehingga pengaruh tidak ada faktor luar yang dapat mempengaruhi kemampuan variable independent terhadap variable dependent.
Variable control ini sangat penting dalam penelitian diferensial.

Contoh:
Kalau kita ingin mengetahui perbedaan produktivitas karyawan berdasarkan strata pendidikan umpamanya, dengan judul “perbedaan produktivitas karyawan D3 dan S1 pada perusahaan X”, maka kita harus tetapkan variable control: gaji harus sama, peralatan sama, ruang lingkup kerja sama, tingkat kesulitan pekerjaan sama, kondusifitas kerja sama, dan sebagainya. Kalau tidak ada variable control, maka sulit sekali kita menetapkan, apakah perbedaan produktivitas karyawan karena faktor pendidikan atau bukan.

5. Intervening Variable
“An intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate” (Tuckman, 1988, “Conducting Educationa Research”). Artinya kurang lebih: variable intervening adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan fenomena yang hubungan diteliti, tapi tidak bisa dilihat, diukur, ataupun dimanipulasi.  Bisa dibilang, variable ini adalah variable “penyela”, yang terletak antara variable independent dan variable dependent, sehingga variable independent tidak langsung mempengaruhi berubahnya variable dependent.

Jadi simpelnya, variable intervening itu, adalah variable yang ada ditengah-tengah, diantara independent dan dependent, tapi dia ga bisa diukur.

***
Apa Perbedaan Intervening Variabel (Int-V) dengan Moderating Variabel (MV)?

Lebih simple dengan gambar berikut:

1. Int-V berada dalam satu jalur hubungan. Sedangkan MV berada diluar hubungan.
2. Int-V dipengaruhi X, dan mempengaruhi Y. Sedangkan MV tidak banyak berpengaruh langsung.
3. Ciri khas Int-V adalah faktor-faktor yang mudah berubah (terutama dalam penelitian sosial dan psikologi), seperti mood, emosi, rasa benci, senang, sedih, marah, dsb.
Sedangkan MV adalah hal yang lebih sulit berubah, seperti kepribadian, usia, masa kerja, budaya, dsb.

***

Semoga bermanfaat ya friends. Feel free to share and discuss here :)
- IAF


“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is to not stop questioning.”
― Albert Einstein, “Relativity: The Special and the General Theory”

Previous Post
Next Post