8 Dec 2013

Sebuah Renungan: Hidup dan Mati

Ketika aku dilahirkan, dalam kondisi polos, tanpa pakaian.
Dan ketika aku mati pun, tidak membawa apapun, kecuali kain yang melapisi seadanya.

Kelahiran dan kematianku begitu simpel, apa istimewanya?

---

Ketika dilahirkan, kita menangis. Padahal kita lahir tanpa membawa dosa ya?
Sayangnya, ketika hidup, glamour dunia membutakan hati, memalingkan pandangan kita akan sesuatu hal yang semakin hari semakin mendekat: kematian.
Padahal, seharusnya kita lebih menangis keras, krn kita membawa dosa, yg belum tentu diampuni.

Disinilah kita banyak tertegun, membayangkan ketika kita meraung dan menangis setelah kematian, padahal semua pintu amal sudah ditutup.

Menangislah dengan air mata takwa ketika hidup, karena air mata itu tidak ada artinya lagi setelah kita mati.


(Sebuah memoar, selepas ashar)



Powered by Telkomsel BlackBerry®
Previous Post
Next Post