7 Dec 2013

Menyatu dengan Kehidupan


Selagi duduk di ruang tunggu bandara, biasanya kita suka melihat pesawat yang take-off atau landing ya?  

Setiap pesawat hanya melintas beberapa detik saja. Dalam sekejap sudah tidak terlihat lagi. Itu saking cepatnya pesawat bergerak. Kita bisa pusing kalau dipaksa mengikuti gerakannya.

Tapi, kenapa ya kalau sedang berada dalam pesawat, kita tidak merasakan kecepatan geraknya? Rasanya pesawat itu nyaris diam. Benar nggak?

Karena ketika pesawat itu bergerak, kita pun beregerak sama cepatnya. Maka pesawat itu secara relatif tidak berubah posisinya tehadap diri kita. Jadi, secepat apapun geraknya tetap tidak terlampau kerasa.

Hal itu terjadi karena kita 'sudah masuk kedalam' pesawat itu. Dan kita sudah menyatu didalamnya. Sehingga gerakan pesawat itu menjadi gerakan kita.

Kira-kira begitulah yang terjadi dengan hidup kita. Banyak hal dalam hidup yang kurang menyenangkan. Karena kita belum benar-benar 'menyatu' dengan hidup kita sendiri. Masih 'ada jarak' dengan kehidupan kita sendiri. Bahkan mungkin kita menolak apa yang ada pada diri kita karena mengimpikan diri ini dalam sosoknya yang lain. 

Coba seandainya kita benar-benar 'masuk' kedalam pesawat kehidupan kita itu dengan sepenuh hati. Menerima diri sendiri seutuhnya. Maka kita akan menjadi bagian dari hidup itu sendiri. Sehingga sekarang kita tidak akan terlampau pusing lagi setiap kali 'melihat' pergerakan hidup kita. 

Cara sederhana ini memang tidak menghilangkan kesulitan dalam hidup. Tidak juga serta merta mendatangkan harta berlimpah. Namun, bisa membuat kita lebih sabar. Dan lebih lapang dada ketika menjalaninya. Semoga dengan begitu, jiwa kita menjadi tenteram.

Saya salin ini, dari BBM Kang Dadang Kadarusman.





Previous Post
Next Post