26 Apr 2015

Memilih Jenis Uji Hipotesis

untuk mempermudah, saya buatkan rangkuman tabel seperti di bawah ini.
perhatikan, bahwa jenis uji non-parametrik adalah yang berada di dalam kotak merah.



untuk memiliih jenis uji, tergantung dari jenis penelitian apa yang dilakukan?
berikut penjelasannya berdasarkan jenis penelitian kuantitatif yang umum dalam psikologi.

Kuantitatif Komparatif (Eksperimen/Perlakuan)

biasa kita sebut dengan mata kuliah Psikologi Eksperimen.
contohnya: "pengaruh musik relaksasi terhadap kecemasan".
  • komparatif
    sebab ingin menganalisa perbedaan (membandingkan) antara dua data
  • berpasangan
    sebab dua data tersebut berasal dari kelompok subjek yang sama (yang di pre-test dan post-test, adalah subjek yang sama)
  • 2 kelompok
    sebab dua data tersebut ada dua kelompok (ada data [1] pre-test, dan [2] post-test)
berarti, kita menggunakan:
  • jika parametrik: Uji T Berpasangan (Paired T-Test)
  • jika non-parametrik: Uji Wilcoxon (Matched Pairs)

Kuantitatif Komparatif (Perbedaan) 

contohnya: "Perbedaan Tingkat Kecemasan Masyarakat Kota dan Desa"
  • komparatif
    sebab menganalisa perbedaan (membandingkan) antara dua data
  • tidak berpasangan
    sebab, dua dta tersebut berasal dari kelompok subjek yang berbeda (satunya di kota, satunya di desa)
  • 2 Kelompok
    sebab dua data tersebut ada dua kelompok ([1] data masyarakat kota, dan [2] data masyarakat desa)
berarti, kita menggunakan:
  • jika parametrik: Uji T Tidak Berpasangan (Unpaired T-Test)
  • jika non-parametrik: Uji Mann-Whitney (U-Test)

Kuantitatif Korelasional (Hubungan)

biasanya kita sebut dengan MPK atau PSP
contohnya: "hubungan antara motivasi belajar dan prestasi di sekolah"
  • korelasi
    sebab, sudah jelas dan ga ada pilihan lain. LOL
berarti, kita menggunakan
  • jika parametrik: Pearson (Product-Moment)
  • jika non-parametrik: Rank Spearman atau Kendall Tau

Bagaimana dengan Kuantitatif Pengaruh/Regresi?

walaupun ada banyak penelitian di bidang matematika yang menggunakan teknik tertentu untuk menghitung regresi secara non parametrik, tapi sejauh ini, dalam psikologi regresi hanya bisa dilakukan pada statistik parametrik saja. 

sebab, mencari atau menganalisa adanya pengaruh (regresi) itu lebih kompleks dibanding untuk hanya mengetahui korelasi.  (baca tulisan saya "Penelitian 'Hubungan' atau 'Pengaruh'?")

oleh itulah regresi harus lulus uji asumsi. jika menggunakan non-parametrik untuk meneliti kekuatan pengaruh, maka hasilnya akan cenderung bias. 

simpelnya itu gini, non-parametrik kan datanya tidak tersebar normal, dan juga tidak linier. lalu, apakah dengan data yang seperti itu kita bisa menghitung besaran pengaruh? tentu akan sangat bias. 

jadi, jika anda memiliki penelitian untuk mengetahui "pengaruh", lalu kemudian data anda tidak lulus uji asumsi (non-parametrik), maka judul anda harus diubah, dan diturunkan levelnya (hehe), menjadi penelitian "hubungan".


berarti, dalam penelitian hubungan pengaruh, kita menggunakan
  • jika parametrik: Regresi Linier atau Regresi Berganda
  • jika non-parametrik: Rank Spearman atau Kendall Tau (sama seperti korelasi)
(baca juga tulisan saya "Parametrik dan Non Parametrik" untuk eksplorasi lebih lanjut).

Semoga bermanfaat.
---
Ince Ahd Furqan
Previous Post
Next Post